KARAWANG Nasional Publik Com | Bul ‘ala zam zam fatu’rof, kencingi air zam-zam maka kau akan terkenal. Demikian Adagium arab ini mengajarkan salah satu cara agar menjadi terkenal dan banyak orang mengingatnya, seseorang harus berani tampil beda dengan kebiasaan umum. Berbedalah niscaya akan dikenal (Kholif Tu’rof).
Penampilan H.Maslani pada debat pasangan calon Pilkada kabupaten karawang 2024, di Metro TV, bagi sebagian orang yang tidak memahaminya, menganggap H.Maslani kurang menguasai materi debat, retorika dalam penyampaian ide dan gagasannya kurang memuaskan, serta lemah dalam menarasikan isi fikiran menjadi argumentasi yang dapat meyakinkan penonton.
Bagi penulis justru sebaliknya, model dan gaya H.Maslani pada acara debat sudah tepat. Keluguan dan kepolosan yang ditampilkannya dengan memberikan jawaban seadanya dan membuat penonton kurang puas, seperti sengaja dilakukan H.Maslani agar banyak mendapatkan sorotan publik, terlepas dalam konteks positif maupun negatif. Dengan begitu publik akan banyak membicarakan sosok H.Maslani.
Apabila H.Maslani dalam debat tampil memukau, banyak bicara, cakap menyampaikan gagasan dan idenya, serta mampu memberikan jawaban atas pertanyaan dengan cerdas. Hal itu akan menutup “haibah” Cabup H.Aep Syaepuloh sebagai pusat perhatian (centre of attention). Dengan bicara seadanya juga dapat memberikan ruang lebih luas bagi H.Aep Syaepulloh untuk menampilkan performancenya secara maksimal, sebagai pemimpin ideal kabupaten karawang.
Sikap semacam itu juga menggambarkan tentang karakter sosok H.Maslani yang low profile dan penurut tapi piawai dalam bekerja. Model karakter ini yang cocok mendampingi tipe kepemimpinan Cabup H.Aep Syaepulloh, sebagai sosok pekerja keras, natural, tidak suka basa-basi, sigap-tanggap dan cepat mengambil keputusan strategis. Karakter ini pula mengindikasikan H.Maslani kedepan tidak akan menjadi “kerikil tajam” bagi Bupati dalam menjalankan tugasnya. Seperti “genit” melakukan manuver politik, berani menjadi pesaing, berebut mencari panggung dan simpati rakyat demi “syahwat kekuasaan” yang dapat melalaikan pekerjaan-pekerjaan penting dalam membawa karawang lebih maju. Komitmen H.Maslani menjadi sosok yang patuh terhadap pimpinannya layaknya seperti Pak Boediono dan kyai Ma’ruf Amin saat menjabat Wakil Presiden.
Majunya H.Maslani sebagai Cawabup bukan ahistoris, tapi menemukan resonansinya dengan historisitas Demak sebagai tanah kelahirannya. Sebagaimana kita pahami, lahirnya Demak Bintoro pada abad ke 15 menjadi kerajaan islam pertama di tanah jawa. Kerajaan yang di pimpin oleh Raden Fatah sebagai rajanya atas restu walisanga dalam rangka memperkuat dakwah islam yang dikomandoi oleh Sunan Ampel. Dakwah yang bukan saja di jalur kultural tapi merambah kebanyak sektor dan mendapatkan legitimasinya di jalur struktural.
Sebagaimana kita ketahui, Raden Fatah menjadi figur utama dalam sejarah berdirinya kesultanan Demak Bintoro. Raja yang dapat membawa kesultanan Demak menjadi kerajaan sukses, menjadi pusat perniagaan dan pusat kegiatan keagamaan. Bahkan Demak Bintoro pernah menjadi juru bicara kawasan Asia Tenggara serta aktif dalam melakukan konsolidasi dan diplomasi antar bangsa. Demak Bintoro juga menjadi negara islam ketiga di Nusantara dan muncul sebagai kraton maritim islam yang makmur, lincah, berilmu, kosmopolit dan agamis, seperti ditulis oleh Dr.Purwadi M.Hum dalam buku Babad Demak.
Meskipun Raden Fatah sebagai raja hakikatnya beliau merupakan santri walisanga. Sebagai santri, Raden fatah senantiasa tunduk, patuh mendengarkan titah sang kyai (Walisanga). Posisinya sebagai raja tidak menjadikannya jumawa. Pada ruang birokrasi Raden Fatah tampil sebagai sosok dengan segala kekuatan dan kemampuannya, tapi di hadapan kyai (Walisanga) sebagai guru dan penasehatnya, beliau senantiasa nurut (sam’an watho’atan). Dari berkah kepatuhannya ini Raden Fatah dapat membawa Demak Bintoro menjadi kraton islam yang kokoh, teguh berwibawa.
Dikemudian hari, Demak Bintoro menurunkan Kerajaan Mataram Islam dengan alur sanad sebagai berikut, Raden Fatah digantikan Patih Unus, digantikan Sultan Trenggono, digantikan Sultan Prawoto, di gantikan Arya Penangsang, diganti Sultan Hadiwijaya alis Joko Tingkir. Setelah itu berdiri Kerajaan Mataram islam, Ki Ageng Pemanahan sebagai pendiri pertama, dilanjutkan Panembahan Senopati Sutawijaya, dilanjutkan Raden Mas Jolang, dilanjutkan Raden Mas Rangsang alis Sultan Hanyorokusumo yaitu Sultan Agung mataram islam. Kelak Sultan Agung inilah yang menunjuk dan melantik Adipati Singaperbangsa sebagai Bupati Pertama Karawang pada Tanggal 14 September 1633 Masehi, bertepatan dengan tanggal 10 Maulud 1043 Hijriah, sehingga secara tradisi setiap tanggal 14 September diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Karawang.
H.Maslani yang lahir di Demak 48 tahun silam, tepatnya 7 Oktober 1978, tampak sebagai sosok pekerja keras. Beliau pernah bertugas di Jakarta Utara sebagai anggota kepolisian. Kemudian merambah menjadi pengusaha batu bata, hingga sukses membuat beberapa perusahaan yang bergerak di bidang property, perusahaan yang menaungi tidak kurang dari 350 pekerja. Rekam jejak ini membuktikan H.Maslani merupakan orang yang pintar, mampu menggabungkan dua potensi kepemimpinan, sebagai pemikir sekaligus sebagai pekerja. Bagi H.Maslani orang pintar dan cerdas tidak cukup di ukur dengan pintar bicara dan pandai berorasi. Sebab biasanya orang yang banyak bicara, banyak salahnya bahkan banyak bohongnya (man katsuro kalamuhu katsuro khothouhu).
Menjadi wakil Bupati karawang bagi H.Maslani merupakan pilihan pengabdian selanjutnya. Setelah berhasil memimpin keluarga serta mencukupi kebutuhan ekonominya. H.Maslani ingin agar dirinya bisa lebih bermanfaat lagi untuk orang banyak. Sebagaimana diajarkan dalam hadits, sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain (khoirunnas anfa’uhum linnas). Menjadi wakil bupati karawang bagi H.Maslani merupakan manifestasi atas fitrah kemanusiaannya agar “anfa’uhum linnas” nya lebih luas lagi.
Kedekatan H.Maslani dengan banyak para Kyai di karawang, bahkan istiqomah mengikuti banyak pengajian di beberapa pesantren, serta aktif dalam banyak kegiatan sosial (Hablum Min An-nas). Menjadi bukti bahwa beliau konsisten ingin meneladani corak ketawadhuan Raden Fatah sebagai leluhur tanah kelahirannya, sebagai birokrat sekaligus sebagai santri. Saat nanti terpilih sebagai Wakil Bupati karawang H.Maslani terlihat ingin menjadikan para Kyai di karawang sebagai penasihat dirinya. Dikelilingi oleh orang-orang baik dan tetap berada di jalan yang lurus. H.Maslani ingin lebih mengedepan banyak bekerja, ketimbang banyak bicara, sesuai dengan kaidah fiqih, Ma kana aktsaro fi’lan kana aktsaro fadhlan (apa yang tindakannya lebih banyak maka keutamaannya menjadi lebih banyak juga) ..
*** Penulis : Akhmad Nahcrowi Presidium Pergerakan Bintang 9